Rabu, 26 September 2012

Penanganan Tumpahan Darah

Tumpahan darah harus dinilai dan ditangani segera. Waktumembersihkan ceceran darah:
 
A. sarung tangan yang sesuai harus dipakai.
 
B.bahan penyerap seperti lap kertas, kain atau serbukgergaji, harus digunakan untuk menyerap darah atau cairantubuh
 
C. semua bahan harus disimpan dalam kantong sampah yanganti bocor setelah digunakan;
 
D.daerah tersebut kemudian harus dibersihkan dandisinfeksi menggunakan bahan disinfeksi yang sesuai
 
E.tumpahan besar dapat disiram dengan air oleh pekerjayang menggunakan pakaian pelindung
 
F. pekerja harus didorong untuk melaporkan semua kejadian pajanan.

cara mengatasi tumpahan bahan kimia


Pelatihan keselamatan Anda membantu memastikan semua berjalan dengan benar ketika Anda bekerja. Pelatihan Anda juga termasuk apa yang akan Anda lakukan ketika keadaan menjadi masalah. ANda dilatih untuk mencegah tumpahan ketika Anda bekerja dengan bahan kimia, tetapi latihan Anda juga mengajar Anda untuk merespon.
Tumpahan bahan kimia yang tidak rencanakan dapat menyebabkan efek yang berbahaya. Kulit dan mata bisa terbakar, paru-paruh menjai rusak, kebakaran dan ledakan , kerusakan karat terhadap material, polusi udara dan bahaya terhadap masyarakat adalah beberapa konsequensi yang bisa terjadi akibat tumpahan bahan kimia.
Tumpahan bahan kimia dapat berbentuk cairan, padat seperti pelletm gas dan uap. Mereka juga bersipa mudah terbakar (cepat terbakar atau meledak), korosi (kerusakan pada manusia atau material lain) atau beracun ( beracun paa manusia dan mahluk hidup lainnya).
Waktu menghadapi tumpahan bahan kimia harusnya ditangani jauh sebelu, hal itu terjadi, dengan cara menentukan apa yang akan Anda lakukan dan menyediakan bahan0bahan yang diperlukan untuk perlindungan diri dan pembersirhannya,
Pertama, An da perlu belajar semua yang bisa anda lakukan tentang bahan kimia yang digunakan dan disimpan di lokasi kerja Anda. Apa bahayanya? Apa yang bisa terjadi jika zat kimia tersebut terpapar oleh udara, oksigen, bunga api, air atau bahkan gerakan? apakah zat kimia itu bersifat korosi, menyebabkan lukan bakar terhadap manusia?
Jika masuk kedalam pernafasan, dapatkan merusak sistem pernafasan, menyebabkan tidak sadar diri atau kematian? apakah ada efek jangka panjang dari paparan zat kimia tersebut seperti kanker? Anda dapat menemukan informasi ini dari pelatihan Anda, lembar data keselamatan materia, label kontener dan sumber lainnya.
Ada beberapa prosedur dasar yang dapat Anda pelajari untuk menangani sebuah tumpahan. Pastikan untuk melakukan tahap spesifik yang anda lakukan terhadap bahan kimia yang anda gunakan.
·                     Beritahu esemua orang ang ada di area tumpahan.
·                     Hubungi nomor darurat yang sesuai yang seharusnya telah terpasang di tiappesawat telpon.
·                     Beri bantuan korban , pindahkan mereka dari paparan dan mandikan jika diperlukan.
·                     Tergantung jenis dan sifat bahan kimia tersebut, Anda mungkin perlu membuka jendela dan pintu 
            untuk memberikan sirkulasi udara yang cukup, menutup area yang terpapar untuk menyimpan              tumpahan atau mematikan sumber nyala api dan panas.
·                     Jika Anda terlatih dan berwenang, gunakan material yang tepat untuk menyerap atau menampung 
            tumpahan. Contohnya, Anda bisa menggunakan perlengkapat untuk menertralkan tumpahan asam,       bahan kmia lainnya, Anda mungkin perlu menaburkan penyerap pada tumpahan, atau sekitar tumpahan dengan tanggul.

Jangan berupaya membersihkan dalam situasi seperti di bawah ini:
·                     Anda tidak tahu material apa yang tumpah.
·                     Anda tidak memiliki cukup pelindung atau peralatan yang tepat untuk melakukan pekerjaan tersebut.
·                     Tumpahan terlalu luas dan banyak.
·                     Tumpahan sangat beracun.
·                     Anda merasa gejala terpapar.


Cara pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) terhadap korban yang
terkena bahan toksik, secara garis besar adalah sebagai berikut :

* Bila bahan kimia terhirup, maka bawa korban ke lingkungan dengan
udara bersih.
* Bila bahan kimia masuk mata, cuci bersih dengan air mengalir
terus menerus selama 5-10 menit.
* Meminumkan karbon aktif untuk menurunkan konsentrasi zat kimia
dengan cara adsorpsi.
* Meminumkan air untuk pengenceran.
* Meminumkan susu untuk menetralkan dan mengadsorpsi asam atau
basa kuat dan fenol.
* Untuk memperlambat atau mengurangi pemasukan racun maka dapat
diberikan garam laksania (hanya boleh dilakukan oleh Paramedis!!!)
(MgSO4, Na2SO4) yang akan merangsang peristaltik dari seluruh saluran
pencernaan sehingga efek osmotik akan memperlambat absorbsi air dan
membuat racun terencerkan.
* Jika keracunan sudah agak lama, maka korban dibuat muntah untuk
mengosongkan lambung, dengan pemberian larutan NaCl (garam dapur)
hangat. Tetapi hal ini tidak diperbolehkan untuk korban yang masih
pingsan atau keracunan deterjen, bensin, BTX (Benzene, Toluen,
Xylene), CCl4.
* Segera bawa ke klinik.
Pelajari tugas Anda dalam rencana penanganan tumpahan untuk departeman Anda. Jika tidak ada perencanaan, tanya pengawas Anda untuk bekerja sama dengan manajemen dan departemen keselamatan untuk membuat rencana tersebut.







Senin, 17 September 2012

Simbol Bahaya di Laboratorium

Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang
Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances)
Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu
aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang
keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous
Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk
semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan
konsumer dan kesehatan manusia.
Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan kimia (kemikalia)
(Chemicals Law) §19/2 didefinisikan sebagai
• Bahan berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law) §3a,
• Bahan, formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi
berbahaya selama produksi atau penggunaan,
• Bahan, formulasi dan produk bersifat mudah meledak
Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah
hukum :
• Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau
diproduksi dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)
• Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya
cat, larutan formaldehid dll)
• Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses
produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya
Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai dengan
simbol-simbol bahaya
Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori
bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam
• Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
• Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
• Kombinasi dari keduanya.
Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode (catatan:
huruf kode bukan bagian dari simbol bahaya)
Inflammable substances (bahan mudah terbakar)
Bahan mudah terbakar terdiri dari sub-kelompok bahan peledak, bahan pengoksidasi, bahan
amat sangat mudah terbakar (extremely flammable substances), dan bahan sangat mudah
terbakar (highly flammable substances). Bahan dapat terbakar (flammable substances) juga
termasuk kategori bahan mudah terbakar (inflammable substances) tetapi penggunaan simbol
bahaya tidak diperlukan untuk bahan-bahan tersebut.

1. Explosive (bersifat mudah meledak)
Huruf kode: E
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan
pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan
dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat
ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances
Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau
bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika
bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja
dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun
keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga
sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan.
Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3
Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT)

2. Oxidizing (pengoksidasi)

Huruf kode: O
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „oxidizing“ biasanya tidak
mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah
terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal
mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan
peroksida-peroksida organik.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9
Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.

3. Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
Huruf kode:F+
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „extremely flammable “
merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih
rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa
gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi
normal.
Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)

4. Highly flammable (sangat mudah terbakar)





Huruf kode: F
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk
self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik
nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas
yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat
menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya
terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’
Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering digunakan
di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.
Flammable (mudah terbakar)
Huruf kode: tidak ada
Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya
‘flammable’. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC
dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (flammable)
Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin.
Bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan
Pengelompokan bahan dan formulasi menurut sifat toksikologinya terdiri dari akut dan efek
jangka panjang, tidak bergantung apakah efek tersebut disebabkan oleh pengulangan, tunggal
atau eksposisi jangka panjang. Suatu parameter penting untuk menilai toksisitas akut suatu zat
adalah harga LD50 nya yang ditentukan dalam percobaan pada hewan uji. Harga LD50
merefleksikan dosis yang mematikan dalam mg per kg berat badan yang akan menyebabkan
kematian 50% dari hewan uji, antara 14 hari setelah one single administration. Akibat desain
uji orang dapat membedakan antara pengeluaran (uptake LD50 oral dan digesti melalui sistem
gastrointestinal, seta LD50 dermal untuk uptake (pengeluaran) melalui kulit).
Disamping dua hal tersebut ada juga suatu konsentrasi yang mematikan (lethal concentration)
LC50 pulmonary (inhalasi) yang merefleksikan konsentrasi suatu polutan di udara (mg/L) yang
akan menyebabkan kematian 50% dari hewan uji dalam waktu antara 14 hari setelah 4 jam
eksposisi.
Istilah bahan berbahaya untuk kesehatan termasuk sub-grup bahan bersifat sangat beracun
(very toxic substances), bahan beracun (toxic substances) dan bahan berbahaya (harmful
substances)

5. Very toxic (sangat beracun)

Huruf kode: T+
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah
jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) ≤ 25 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap ≤ 0,50 mg/L
Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene
dan atripin

6. Toxic (beracun)


Huruf kode: T
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah
jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L
Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25
Bahan dan formulasi yang memiliki sifat
Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40)
Mutagenik (Frase-R :R47)
Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48)
ditandai dengan simbol bahaya ‘toxic substances’ dan kode huruf T.
Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker jika
masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) dan
benzene (toksik, karsinogenik).

7. Harmful (berbahaya)








Huruf kode: Xn
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki resiko merusak
kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak
dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 – 20 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22
Bahan dan formulasi yang memiliki sifat
Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40)
Mutagenik (Frase-R :R47)
Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R:R48)
yang tidak diberi notasi toxic, akan ditandai dengan simbol bahaya ‘harmful substances’ dan
kode huruf Xn.
Bahan-bahan yang dicurigai memiliki
sifat karsinogenik,
juga akan ditandai dengan simbol bahaya ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn,
bahan pemeka (sensitizing substances) (Frase-R :R42 dan R43)
diberi label menurut spektrum efek apakah dengan simbol bahaya untuk ‘harmful substances’
dan kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya ‘irritant substances’ dan kode huruf Xi.
Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker dengan
probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen glikol
(berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai karsinogenik).
Bahan-bahan yang merusak jaringan (tissue destroying substances)
‘tissue destroying substances’ meliputi sub-grup bahan korosif (corrosive substances) dan
bahan iritan (irritant substances)

8. Corrosive (korosif)

Huruf kode: C
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu
bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik
kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun
basa seperti larutan NaOH (>2%).

9. Irritant (menyebabkan iritasi)


Huruf kode : Xi
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan
inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan
basa encer.

10. Bahan berbahaya bagi lingkungan

Huruf kode: N
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan
efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih
(air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan,
dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.

Selasa, 11 September 2012

Mengetahui salinitas air dengan proses "TITRASI"

Persiapan sebelum memulai titrasi:
1). Proses awal sebelum memulai titrasi yaitu mengasamkan larutan dengan beberapa tetes asam nitrat sampai larutan bereaksi asam terhadap indikator metil merah dengan adanya perubahan warna larutan menjadi merah
2). Menetralkan dengan asam bikarbonat sampai adanya perubahan warna larutan menjadi kuning
3). Mengencerkan larutan dengan air suling

 Setelah larutan siap:
4). Mulai mentritasi dengan larutan    AgNO3 0,1 N sampai berwarna kecoklatan




Macam-macam Gelas Kimia



Peralatan gelas kimia ( Glass Ware Equipmen )
Peralatan gelas dibagi menjadi dua bagian yaitu peralatan gelas yang tahan suhu tinggi dan peralatan gelas yang tidak tahan suhu tinggi. Ada yang bilang tergantung merk nya, ya seperti pyrex, yang tahan akan suhu tinggi..

Baik disini ada beberapa peralatan gelas apa saja yang biasanya terdapat di laboratorium pengujian kimia.

1. erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.

fungsi :
- Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
- Menampung filtrat hasil penyaringan
- Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi
- pada pengujian mikrobiologi, digunakan sebagai tempat
pembiakan mikroba


2. Gelas Kimia (Beaker glass)
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC atau terbuat dari plastik. Gelas kimia yang digunakan untuk bahan kimia yang bersifat korosif terbuat dari PTPE. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.

Fungsi :

- Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi
- Menampung zat kimia
- Memanaskan cairan
Media pemanasan cairan
-

3. Gelas Ukur (Graduated/measuring cylinder)
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran., mulai dari 10 mL sampai 2 L. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala.

fungsi :

Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu


4. pipet tetes (Drop pipette)
Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.


5. pipet ukur (Measuring Pipette)
Adalah alat yang terbuat dari gelas, berbentuk seperti gambar disamping. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut.


6. Pipet Volum/gondok (Volume pipette)
Pipet ini berbentuk seperti dibawah ini. Digunkan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.


7. Labu Ukur (Volumetric flash)

 
Berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L.

Fungsi :

Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan dengan keakurasian yang tinggi.




8. corong gelas (Funnel conical)
Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik.
Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam
suatu wadah dengan mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret
dan sebagainya. digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan kertas saring dalam proses penyaringan campuran kimia dengan gravitasi.



9. Corong pisah (Separatory funnel)

Berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca.

Fungsi :

Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda (berdasarkan berat jenis). Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi


10. Buret (Burette)


Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dan kran. Digunakan untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan untuk menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada skala. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.


11. Tabung reaksi (Test Tube)
Berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.

Fungsi :
- Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
- Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
- wadah untuk perkembangbiakkan mikroba


12. Gelas arloji (Watch glass)

Terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.

Fungsi :

- Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
- Tempat saat menimbang bahan kimia
- Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator



13. Desikator

berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel.

Fungsi :

- Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air
Mengeringkan padatan
-


14. Labu Didih (Boilling flask)

Berupa labu yang memiliki jenis leher : single neck, double neck, dan triple neck. Alasnya ada yang bundar (round bottom) dan ada yang rata (flat). Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 oC. Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL.

Fungsi :

Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan


 15. Botol Timbang (Weight bottle)

Biasanya digunakan di dalam menentukan kadar air suatu bahan. selain itu digunakan untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan cair dan pasta.



16. kondensor (Condensor)

Digunakan sebagai pendingin uap panas, biasanya digunakan dalam proses destilasi. kondensor memiliki beberapa jenis, yaitu lurus (Liebig), Graham, Spiral (dimrot), bulat (Allihn). Gambar disamping adalah contoh dari kondensor lurus (Liebig).


17. Botol pereaksi (Reagent Bottle)

Digunakan untuk menyimpan larutan bahan kimia.

Mungkin hanya ini sebagian dari peralatan gelas kimia yang sering terdapat di laboratorium pengujian kimia dan yang kami ketahui.